Alkisah Cinta adalah karyawan yang bekerja di sebuah Startup yang sedang naik daun. Setiap harinya Cinta merasa bersemangat melakukan pekerjaannya dengan senang hati. Menurutnya, Bapak X atasannya merupakan atasan yang ramah dan peduli terhadap karyawan. Waktu keluarganya sedang sakit keras, Pak X mengizinkan Cinta untuk cuti sementara agar fokus mengurus pengobatan keluarganya tanpa potong gaji. Selain itu, Pak X dan timnya tidak segan untuk datang ke rumah untuk memberi dukungan moral.
Sedangkan Andi adalah karyawan di salah satu perusahaan multinasional. Beberapa hari lalu ia melakukan sebuah kesalahan dengan melewatkan sebuah proses administrasi. Atasannya, Pak Y tanpa bertanya langsung menyalahkan Andi yang berada tak jauh darinya dan memaki-makinya di depan para team yang lain. Menurutnya hal itu tidak adil dan sangat memalukan, sehingga Andi merasa ingin segera mengajukan pengunduran diri.
Nah, menurut Anda, dalam pandangan karyawan, Anda termasuk tipe atasan yang mana? Seperti Pak X atau Pak Y? Sebaliknya, Anda sebagai karyawan, tipe atasan yang seperti apa yang Anda sukai?
——
Di masa lalu, pemimpin adalah bos. Namun kini, pemimpin harus menjadi partner bagi mereka yang dipimpin. Pemimpin tak lagi bisa memimpin hanya berdasarkan kekuasaan struktural belaka.” (Erich Fromm).
Hari ini, permasalahan di dalam organisasi tidak melulu terletak pada karyawan. Namun dapat terjadi pada para pemimpin pada tingkatan menengah organisasi.
Sebuah studi human resources yang dilakukan oleh lembaga pelatihan Dale Carnegie Indonesia bertajuk “Global Leadership Study” menemukan lebih dari 30% karyawan berniat mencari pekerjaan baru dalam waktu dekat. Salah satu alasan utama adalah perilaku pemimpin belum sesuai dengan harapan karyawan. Para karyawan merasa tidak nyaman bekerja dan sulit untuk tetap bertahan.
Namun kepemimpinan yang baik akan menyebabkan kepuasan kerja dan karyawan tetap bertahan. Hal ini dialami oleh 28% karyawan yang mengaku tetap bertahan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang panjang.
Bukan rahasia lagi bahwa seorang karyawan yang nyaman dan puas dengan pekerjaannya adalah kunci dari kesuksesan bisnis suatu organisasi. Mungkin Anda sering mendengarkan keluh-kesah teman mengenai pemimpin yang menyebalkan tanpa perlu mengorek secara dalam. Sebaliknya, cukup sulit menemukan karyawan yang memuji atasannya atas profesionalitasnya, kan?
Apakah saat ini Anda sedang berada di posisi leader dari sebuah team? Pernahkah Anda bertanya, apa sih sebetulnya yang diinginkan oleh para karyawan yang Anda pimpin?
Tips berikut akan membantu Anda menjadi seorang pemimpin terbaik versi karyawan.
1. Membangun Komunikasi
Sejumlah survei menunjukkan bahwa karyawan menginginkan transparansi dan komunikasi terbuka dari atasan mereka. Pemimpin yang paling efektif sering berkomunikasi dalam berbagai cara dengan karyawan. Mereka juga mendengarkan karyawan, mendorong untuk mengajukan pertanyaan dan berbagi umpan balik tanpa ragu-ragu.
Karyawan sering kali merasa memiliki suara dalam hal pekerjaan atau lingkungan kerja, oleh karena itu penting bagi setiap anggota tim Anda untuk merasa nyaman berbicara secara terbuka dan jujur dengan pemimpin dan anggota tim manajemen lainnya. Maka, sebagai pemimpin, Anda perlu berusaha untuk memastikan karyawan merasa nyaman menyuarakan pendapat, ide, dan kekhawatiran mereka. Mendengarkan karyawan sama pentingnya dengan karyawan mendengarkan Anda. Komunikasi bisa dibangun dengan mengadakan pertemuan rutin dan mendengarkan secara aktif.
2. Empati
Empati juga penting dalam hal kepemimpinan. Seperti yang dikatakan Kate Pritchard , seorang konsultan dengan spesialisasi dalam hal manajemen kepemimpinan dan keterlibatan karyawan, “Untuk meningkatkan keterlibatan, para pemimpin perlu menunjukkan bahwa mereka peduli dengan karyawan mereka, mendengarkan mereka, melibatkan mereka, dan menanggapi pandangan mereka”.
Seorang yang memimpin dengan empati dan menunjukkan rasa hormat serta dukungan kepada karyawannya adalah impian setiap karyawan. Menunjukkan kepada karyawan bahwa Anda peduli itu sederhana, tetapi efektif. Anda tidak harus berteman baik dengan para pekerja. Namun, Anda harus tahu cara berinteraksi dengan karyawan dan mencari tahu siapa mereka di luar pekerjaan. Kemampuan asertif dibutuhkan disini.
3. Mendorong untuk belajar
Pemimpin yang efektif mendorong para karyawannya untuk tidak malu dan berani menghadapi segalanya. Terlebih jika karyawan melakukan kesalahan. Pemimpin yang baik harus bisa membuat karyawannya mengetahui letak kesalahan mereka, sekaligus membuat mereka belajar. Untuk bisa melakukan hal ini, dibutuhkan mental seorang pendorong yang memacu karyawan untuk belajar, ketimbang merasa takut untuk melakukan kesalahan. Mengajak untuk bersama-sama mencapai gol yang lebih besar demi organisasi.
4. Tantangan yang membangun
Sebagai seorang pemimpin, Anda mungkin mengetahui kekuatan dan kelemahan karyawan lebih baik daripada orang lain. Gunakan kekuatan dan kelemahan untuk mengeluarkan potensi terbaik dari karyawan. Pertimbangkan untuk memberikan challenge kepada karyawan Anda untuk memperbaiki kelemahan dan meningkatkan kekuatan. Tantangan memungkinkan karyawan untuk membentuk keterampilan. Misalnya, memasangkan dua karyawan dengan kekuatan berbeda untuk mengerjakan sebuah proyek. Dengan begitu, mereka dapat belajar dari satu sama lain, mengembangkan keahlian baru, dan tampil lebih baik dari sebelumnya.
5. Membangun rasa berdaya
Memimpin bukan lagi sekadar tentang meraih mimpi kita, tapi membantu orang lain meraih impiannya”, demikian ungkap Fauziah Zulfitri, Founder Insight Indonesia. Ketika karyawan mendapatkan kepercayaan maka ia akan bekerja dengan maksimal jika merasa dipercaya dan diberdayakan. Jangan sia-siakan kemampuan kerja karyawan dengan membatasi ruang geraknya dalam bekerja.
Karyawan akan merasa lebih produktif dan terlibat ketika waktu dan usaha dihabiskan untuk pelatihan dan pengembangan mereka. Membantu karyawan agar pekerjaan mereka jadi lebih baik sangat penting untuk pertumbuhan – baik bagi dirinya sendiri maupun bagi perusahaan. Berikan kesempatan kepada karyawan untuk terus belajar ilmu atau skill baru agar kemampuannya terus berkembang dengan memberikan pelatihan atau training, merekomendasikani seminar, workshops, conference, webinars, e-courses, dll.
6. Apresiasi dan feedback yang rutin
Siapapun pasti ingin hasil kerjanya dihargai. Salah satunya dalam bentuk pujian secara langsung. Untuk itu, apresiasi dari atasan menjadi sesuatu yang sangat diharapkan oleh karyawan.
Tidak cukup hanya apresiasi, karyawan juga membutuhkan feedback atau masukan yang membangun. Dengan kata lain, mereka ingin diperhatikan. Apresiasi dan feedback ini harus dilakukan secara rutin, agar kinerja karyawan terus mengalami peningkatan seperti yang diinginkan perusahaan.
7. Memimpin dengan Memberi contoh
Seorang pemimpin yang baik adalah sosok yang bisa dijadikan panutan. Pemimpin terbaik selalu menginspirasi karyawan. Hal yang terpenting bukanlah yang Anda katakan, tetapi yang Anda lakukan. Tidak hanya mampu mendukung karyawan untuk menjadi lebih baik lagi, tetapi juga bisa menciptakan suasana di mana karyawan tidak akan takut untuk memberikan saran atau rekomendasi yang mungkin akan membuat bisnis menjadi lebih maju.
8. Bertindak sebagai mentor
Pemimpin yang baik tak hanya sekedar menjadi bos, namun harus menjadi leader yang juga bertindak sebagai mentor untuk timnya. Anda harus bisa membimbing dan mengarahkan karyawan agar mereka bisa melakukan pekerjaan yang baik.
Jangan hanya memberikan tugas kemudian dilepas. Apalagi untuk karyawan baru. Beri contoh dan ilmu yang sekiranya dapat bermanfaat untuk karyawan tersebut saat melaksanakan tugasnya. Beri peluang kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuannya, namun tetap siaga untuk membantu masalahnya.
Tidak hanya atasan yang ingin memiliki karyawan yang baik. Karyawan pun menginginkan pimpinan yang juga baik. Hubungan baik di antara keduanya dapat menimbulkan suasana kerja yang nyaman, inovatif, dan karya yang bermanfaat.
Bagaimana, sudah siapkah Anda memimpin tim menjadi lebih baik?